Selamat malam! salam ngantuk :)
Alhamdulillah setiap pagi sebelum kerja dan setiap malam sebelum tidur selalu menyempatkan buat nulis-nulis, semoga bermanfaat!
Waktu pertama kali denger kata MUKIDI, saya ga ngerti itu apa, dikiranya nama orang dari pemerintahan yang kena kasus, soalnya sekarang-sekarang lagi rame tentang kasus pejabat. Eh setelah dicari, taunya bukan..hehe..ternyata Mukidi itu hanya sekumpulan cerita-cerita lucu jaman sekarang yang dibuat sangat menarik dengan penghantaran yang viral. Kenapa disebut viral? karena dalam jangka waktu yang pendek si Mukidi ini bisa langsung terkenal, BOOMZ!
Pertanyaannya..kenapa bisa sebooming dan secepat itu? pertanyaan yang sama di benak semua orang. Jawabannya adalah..RAHASIA BRANDING di dalamnya. Perencanaan produksi, BRANDING, packaging, distribusi, dan media yang kuat menyebabkan respon yang kuat juga. Pertanyaan kedua, rahasia branding yang kaya gimana sih yang kuat itu? branding yang kuat adalah yang dapat menciptakan ikatan emosi yang sangat kuat antara produk dan konsumen, dalam hal Mukidi tentunya sama, ada unsur-unsur tersebut.
Jika bertanya bagaimana cara membuat brand, maka jawabannya panjamg ada 15 langkah membuat brand. Tetapi ada satu tahap yang dapat membuat suatu campaign menjadi viral, yaitu TIPPING POINT. Inilah kunci dari semua sesuatu yang viral, viral bisa terjadi dimana ada Tipping Point di dalamnya:
TIPPING POINT
Tipping Point mempunyai peran sangat penting dalam campaign, bisa dibilang jika suatu branding/selling campaign tanpa tipping point maka bisa disebut gagal.
Tipping Point is How Little Things Can Make a Big Difference -Malcolm Gladwell
Adalah sesuatu yang kecil tapi bisa berefek besar atau mewabah, seperti halnya menguap, jika ada satu orang menguap maka orang lain terdekat lokasinya akan ikut menguap. Tipping Point seperti wabah yang dengan cepat menular, membesar, dan berEFEK. Menguap bisa disebut dengan Tipping Point.
Lalu apa Tipping Point dari Mukidi? menurut saya tipping point dari Mukidi adalah ‘Mind Play’, dimana cerita Mukidi dapat memutarkan fikiran orang yang membaca, dibawa kedalam suatu cerita dan larut didalamnya serta diakhiri dengan unsur komedi. Para pembaca tidak akan menebak dari awal bahwa akhir cerita akan seperti itu, sehingga unsur komedi ini dibuat oleh cerita lucu dan didukung oleh unexpected ending.
Tipping Point Mukidi tidak akan mewabah tanpa kehadiran orang-orang yang bekerja, karena ini semua by design, bukan suatu kebetulan. Tipping Point akan viral jika di bantu oleh 3 peran, yaitu The Connector - Maven - Salesman, dimana seperti penyakit virus pun ada 3 peran ini di dalamnya seperti pembuat virus, penyebar virus, penerima virus, dan media dimana virus ini berlabuh.
Semakin menarik ya? atau semakin pusing? hehe santai...
The connector adalah penghubung, orang yang mempunyai banyak link atau kenalan yang bisa dengan mudah menghubungkan sesuatu kepada tujuannya dengan terpercaya, maksudnya terpercaya ini adalah orang-orang akan percaya kepada The connector bahwa berita yang dibawanya mengandung konten yang bernilai untuk mereka. Maven adalah orang yang banyak mengetahui suatu ilmu tentang bagaimana memicu wabah untuk mejadi besar, biasanya memiliki banyak informasi untuk menularkan sesuatu. Salesman adalah orang yang dapat dengan mudah mempengaruhi orang lain tanpa mereka sadari. Tiga peran inilah yang mendukung mengapa sesuatu dapat menyebar dengan viral seperti wabah penyakit.
Selain itu Malcolm juga mengatakan ada 2 syarat agar terjadinya sesuatu yang viral: Sticking Power (Faktor Kelekatan) dan Contectual Power (Faktor Konteks). Sticking Power adalah strategi-strategi untuk menciptakan sesuatu yang mudah menular, diingat, dan membuat perubahan. Contectual Power adalah kekuatan konten yang berhubungan dengan tempat dimana sesuatu itu akan ditujukan. Dua faktor ini jugalah yang membuat sesuatu menjadi viral, dan dua faktor ini lebih intinya.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa sesuatu menjadi viral itu terjadi karena beberpaa faktor dan pendukung, adanya peran The Connector, Maven, dan Salesman. Dan juga karena faktor Sticking Power dan Contectual Power, inget ya semua ini dibuat by design, sesuatu menjadi besar bukan karena kebetulan saja, tapi ada perencanaan yang matang. Termasuk si MUKIDI ini saya yakin sudah dipersiapkan jauh-jauh hari oleh si creator agar menjadi perhatian publik, ini bukan main-main karena pastinya disiapkan oleh proffesionals.
Balik lagi ke TIPPING POINT, bagaimana cara membuat Tipping Point yang benar? simple nya seperti ini…Tipping Point dari Kota Purwakarta adalah SATE MARANGGI, karena jika sate maranggi ini dihilangkan dari Purwakarta akan mengakibatkan perubahan besar di Kota itu. Jadi…apa sih Tipping Point Brand/Product kamu? coba dicari, yang akan menjadi efek besar dari brand kamu...
Begitu kira-kira…inilah teori dari rahasia si MUKIDI hehe..selanjutnya bagaimana?
selanjutnya silahkan implementasikan di usaha kamu.
GOOD LUCK!
[RRM]



